Posted by : Unknown Sabtu, 01 Juni 2013

Jepang dan Konservasi Energi

 

Jepang telah mencatat perkembangan yang menakjubkan di bidang konservasi energi, sebagai buah dari kerjasama masyarakat dan pemerintah sejak Krisis Minyak Pertama (1973). Ketika krisis minyak tersebut melanda, ketergantungan Jepang terhadap minyak bumi dalam konsumsi energi primernya masih sekitar 80 persen. Walaupun lonjakan harga minyak yang sangat tinggi kala itu membuat ekonomi Jepang sangat terpukul, pemerintah mengambil momentum tersebut untuk menata struktur konsumsi energi (energy mix) Jepang secara ketat. Diversifikasi energi di sisi penyediaan (supply) dilakukan dengan menggantikan pemakaian minyak bumi dengan gas alam dan tenaga nuklir. Gas alam dalam bentuk LNG didatangkan di antaranya dari Indonesia dan pembangkit listrik tenaga nuklir dibangun untuk menekan ketergantungan terhadap minyak bumi. Konservasi energi diterapkan di sisi konsumsi (demand) energi, khususnya pada kegiatan-kegiatan di sektor industri. Tahun 1978 terjadi Krisis Minyak Kedua. Pusat Konservasi Energi Jepang didirikan untuk memperluas upaya Jepang dalam melakukan konservasi energi yang sebelumnya telah dilakukan tanpa lelah. Undang-Undang Konservasi Energi pertama Jepang diterbitkan pada tahun 1979 dan terus mengalami beberapa kali penyempurnaan kemudian. 
Sebagai hasil dari gerakan menekan ketergantungan pada minyak bumi dan melakukan konservasi energi, pangsa minyak bumi dalam portofolio konsumsi energi Jepang yang semula 80 persen ketika Krisis Minyak Pertama telah dapat diturunkan menjadi sekitar 47 persen sekarang ini. Di sisi konsumsi, upaya konservasi energi yang terus berkembang, khususnya di sektor industri, telah mengantarkan Jepang menjadi negara terunggul di dunia dari segi produkstivitas pemanfaatan energi/GDP. Keberhasilan Jepang dalam melakukan konservasi energi dilandasi oleh sejumlah hal seperti diterbitkannya Undang-undang Konservasi Energi (Undang-Undang mengenai Pemanfaatan 1 Sebagian besar bahan mengenai konservasi energi di Jepang penulis peroleh dari lokakarya Konservasi Energi di Yokohama serta kunjungan ke berbagai proyek konservasi energi di Jepang, Januari-Februari 2005. Energi yang Rasional), didirikan dan bekerjanya Pusat Konservasi Energi, dukungan pemerintah yang sangat kuat (khususnya Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri), disusun serta disebarluaskannya peraturan dan petunjuk teknis konservasi energi di berbagai sektor pemakaian energi ke masyarakat.
Jepang memanfaatkan pula keunggulan/pendekatan spesifiknya, misalnya dalam pemanfaatan TQM (Total Quality Management) yang dikembangkan untuk tujuan konservasi energi. Dukungan dan keikutsertaan masyarakat Jepang dalam program konservasi energi nasional, termasuk dalam mengembangkan gaya hidup yang hemat energi (hidup pintar dengan energi) merupakan faktor yang sangat penting pula di balik keberhasilan Jepang melakukan program konservasi energi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 Electric Power -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -