- Back to Home »
- LISTRIK DASAR »
- SEJARAH PANEL SURYA DI INDONESIA
Posted by : Unknown
Selasa, 04 Juni 2013
Photovoltaik di Indonesia
Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadikan sel surya sebagai salah satu sumber energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada garis khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat optimal diterima di hampir seluruh Indonesia sepanjang tahun. Dalam kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan panel surya di Indonesia seluas satu meter persegi akan mampu
mencapai 900 hingga 1000 Watt. Bahkan, total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mampu mencapai 4500 watt hour per meter persegi yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari. Dengan letaknya di daerah katulistiwa, matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahunnya.
Di sisi lain, topografi dan geografi wilayah Indonesia tidak memungkinkan kebutuhan listrik dipenuhi melalui jaringan (grid) konvensional. PLTS adalah solusi bagi daerah terpencil untuk menikmati listrik. Rasio elektrifikasi yag masih rendah, merupakan salah satu indikasi peluang pasar bagi sel surya yang terbuka lebar. Dengan kondisi yang sangat potensial ini sudah saatnya pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian serta dunia industri bersinergi mengembangkan teknologi produksi sel surya di dalam negeri sehingga Indonesia tidak hanya sekedar sebagai pasar, namun dapat memanfaatkan pasar dalam negeri yang cukup besar untuk tumbuhnya industri sel surya. Langkah awal telah dilakukan oleh badan yang bertanggung jawab di bidang energi. Salah satunya oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Departemen ini telah mendistribusikan sejumlah PV kepada masyarakat yang berada 7 di luar jangkauan lisrik PLN. Tahun 2007, Departemen ESDM mengklaim telah menyebarkan 40 ribu panel surya di seluruh Indonesia dengan sistem SHS (Solar Home System). Spesifikasi panel surya yang didistribusikan adalah mampu menghasilkan listrik 50 Wp (Watt peak) dan bisa digunakan untuk 3 lampu. Cara pendistribusiannya juga melibatkan peran daerah. Sebagai contoh adalah Departemen ESDM DIY yang pada tahun 2007 telah mendistribusikan 100 unit PV kepada masyarakat dalam bentuk bantuan. Sejumlah 100 PV tersebut terdistribusi ke wilayah Bantul, Sleman, dan Kulon Progo. Dengan adanya rencana pemerintah tentang diversifikasi energi nasional, maka photovoltaic memilki prospek yang sangat bagus di masa mendatang untuk mendukung energi mix yang akan dicapai tahun 2025. Oleh karena itu masih perlu banyak dilakukan studi tentang photovoltaic secara serius agar pemanfaatannya bisa optimal.
Prinsip Dasar Teknologi Panel Surya (Photovoltaic)
Inti dari kerja photovoltaic (PV) adalah mengubah atau mengkonversi energi dari radiasi matahari menjadi energi listrik. Beberapa komponen yang digunakan adalah elemen semikonduktor yang disebut sel surya, kemudian disusun menjadi modul surya.
Prinsip kerja PV adalah ketika ada sebuah foton atau lebih masuk ke dalam sel surya yang terdiri dari lapisan semikonduktor seperti pada gambar, maka akan menghasilkan pembawa muatan bebas berupa electron dan hole. Foton yang masuk berasal dari radiasi matahari. Jika pembawa muatan dapat mencapai daerah ruang muatan sebelum terjadi rekombinasi, maka akibat oleh medan listrik yang ada akan dipisahkan dan dapat bergerak menuju kontaktor. Jika terdapat kawat penghubung antar kontaktor maka dapat dihasilkan arus (Penick dan Louk, 1998).
Secara umum, konstruksi sebuah PV terdiri dari 3 bagian, yaitu
• Lapisan penerima radiasi
• Lapisan tempat terjadinya pemisahan muatan akibat fotoinduksi
• Lapisan kontaktor