Posted by : Unknown Minggu, 07 Juli 2013



Produksi energi di masa depan memang tidak bisa dipastikan karena kita tidak benar-benar tahu kapan cadangan bahan bakar fosil, gas, batubara atau minyak akan habis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari cara-cara alternatif untuk menghasilkan sumber energi yang berlanjutan. Sumber energi terbarukan merupakan alternatif yang baik bagi energi dari bahan bakar fosil, tetapi sebagian besar teknologi produksinya (yaitu fotovoltaik dan turbin angin) masih relatif mahal. Salah satu dari sedikit pengecualiannya adalah biomassa. Dari awal sejarah manusia, biomassa telah digunakan untuk menghasilkan panas dengan membakar bahan bakunya seperti kayu atau jerami.

Dengan lahirnya revolusi industri, timbul banyak perubahan di masyarakat yang menyebabkan kenaikan tingkat konsumsi energi. Selain itu, dengan adanya revolusi industri, metode produksi yang dipakai telah menghasilkan jumlah limbah energi yang signifikan (misalnya panas) yang idealnya bisa digunakan untuk tujuan lain. Sebagai contoh, di bidang industri pertanian, yang ada di hampir seluruh bagian dunia, sejumlah input digunakan selama budidaya seperti pestisida, rekayasa bibit,  penggunaan traktor dll. Semua input produksi ini memerlukan sejumlah besar energi dan pastinya mengkonsumsi minyak dalam jumlah yang besar.

Dalam hal energi biomassa, untuk menghasilkan energi bisa digunakan berbagai macam bahan bakar, contohnya adalah tanaman dengan potensi produksi energi yang tinggi seperti jagung dan kedelai, serbuk gergaji, kotoran ternak, limbah padat perkotaan dll.
Dengan demikian, mengingat situasi dewasa ini, mungkin telah tiba saatnya bagi kita untuk kembali memanfaatkan energi biomassa yang telah dilengkapi dengan kebijaksanaan yang kita asah selama berabad-abad dalam hal produksi energi, dan mulai menggunakan lagi apa yang selama ini kita anggap sebagai limbah untuk mengubahnya menjadi energi yang berguna.

Fakta bahwa tanaman biomassa tertentu (misalnya jagung) tumbuh kembali dalam waktu singkat bisa menjamin keberlangsungan penyediaannya. Apalagi jika suatu negara atau suatu wilayah di dunia menghadapi kekurangan pasokan biomassa (yang bisa terjadi jika wilayah ini memiliki spesialisasi dalam satu jenis produksi energi biomassa), pasokan dapat diperoleh dari tetangganya.

Keberlanjutan biomassa terletak pada kenyataan bahwa jenis energi ini tidak membebani lingkungan dengan emisi tambahan CO2 karena jumlah yang dilepaskan selama penggunaannya sebagai bahan bakar dapat diserap kembali hanya dengan penanaman kembali tanaman jenis tersebut. Pada bahan bakar fosil, CO2 ditangkap dan disimpan jutaan tahun yang lalu, sehingga ketika dirilis kembali seperti sekarang ini, ia memiliki dampak negatif pada lingkungan.

Selain itu, ada banyak tanaman yang secara khusus bisa digunakan untuk produksi energi, seperti thistle, miskantus, willow atau poplar. Mereka memanfaatkan energi surya lebih efisien daripada tanaman pangan (yaitu gandum dan jagung) dan mereka dapat dibudidayakan dalam kondisi cuaca yang buruk dan di tanah tandus.

Sebagai kesimpulan, ada banyak keuntungan dalam memproduksi energi dari biomassa dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil untuk produksi energi. Terutama mengingat bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber utama bagi polusi lingkungan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 Electric Power -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -