- Back to Home »
- ARTIKEL , PL ALTERNATIF »
- Sejarah Energi Angin
Posted by : Unknown
Minggu, 07 Juli 2013
Kincir angin tradisional di Belanda |
Sejak awal sejarah tercatat,
manusia telah memanfaatkan energi angin. Energi angin mendorong perahu
di sepanjang Sungai Nil pada awal 5000 SM. Pada 200 SM, kincir angin
sederhana di China digunakan untuk memompa air, sementara kincir angin
sumbu vertikal dengan layar buluh tenun digunakan untuk menggiling
biji-bijian di Persia dan Timur Tengah.
Cara baru untuk menggunakan energi angin akhirnya menyebar di seluruh
dunia. Pada abad ke-11, orang-orang di Timur Tengah yang menggunakan
kincir angin secara luas untuk produksi pangan; pedagang dan tentara
salib yang pulang membawa ide ini ke Eropa. Belanda menyempurnakan
kincir angin, dan diadaptasi untuk menguras danau dan rawa-rawa di Delta
Sungai Rhine. Ketika teknologi ini dibawa ke Dunia Baru di akhir abad
19, mereka mulai menggunakan kincir angin untuk memompa air di pertanian
dan peternakan, dan kemudian, untuk menghasilkan listrik untuk rumah
dan industri.
Kolonialis di Amerika menggunakan kincir angin untuk menggiling gandum
dan jagung, untuk memompa air, dan memotong kayu di penggergajian kayu.
Pada akhir tahun 1920, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk
menghasilkan listrik di daerah pedesaan yang belum menikmati layanan
listrik. Namun, sejak jaringan listrik mulai menyalurkan listrik untuk
daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin lokal yang digunakan
terus berkurang, meskipun mereka masih dapat terlihat di beberapa
peternakan Barat.
Kincir Angin Kembali Dilirik Karena Kekurangan Pasokan Minyak
Kekurangan pasokan minyak di tahun 1970-an mengubah gambaran mengenai
energi di berbagai negara. Peristiwa ini menciptakan minat pada sumber
energi alternatif, membuka jalan bagi digunakannya kembali kincir angin
untuk menghasilkan listrik.
Pada tahun 1970-an, kekurangan minyak mendorong pengembangan sumber
energi alternatif. Pada tahun 1990-an, dorongan itu datang dari sebuah
keprihatinan baru bagi lingkungan dalam menanggapi studi ilmiah yang
menunjukkan adanya potensi perubahan iklim global jika penggunaan bahan
bakar fosil terus meningkat. Sedangkan energi angin adalah sumber daya
terbarukan yang ekonomis di banyak negara.
Kekhawatiran tentang emisi dari bahan bakar fosil, meningkatnya dukungan pemerintah, dan harga bahan bakar fosil (terutama gas alam
dan batubara) yang tinggi, telah membantu peningkatan kapasitas tenaga
angin yang tumbuh secara substansial selama 10 tahun terakhir.